Memulai Rekonsiliasi Sosial: Berpelukan dan Bersalaman

Berpelukan dan salaman, adalah bagian penting dari tradisi Syawalan diberbagai belahan Nusantara. Suasana Syawal dan tradisi halal bihalal masih berlangsung setidaknya dalam sebulan ini. Foto-foto kegiatan halal bihalal, bersalam-salaman dan berpelukan masih menghiasi dinding media sosial pun menjadi aktifitas nyata. Apalagi jika salaman dan pelukan ini dilakukan oleh tokoh-tokoh publik yang selama ini saling adu argumen dan pernyataan yang terkesan saling serang, tentu efek bersalaman dan berpelukan ini dapat menjadi memiliki efek sosial yang luas. Jika salaman dan pelukan antar tokoh kontroversial terjadi maka publik dan warganet sontak merayakan suatu momen penting, semacam hujan es di tengah kemarau yang melanda sebagian besar negeri ini, sebagaimana peristiwa saat Jokowi dan Prabowo berpelukan dalam kegiatan Asian Games tahun 2018, atau salaman antara Trump dengan Kim Jong Un beberapa waktu lalu.
Berpelukan, perilaku sosial ini juga menjadi atensi para pakar psikologi. Salah satunya penelitian penting Sheldon Cohen dkk (2015) dari Association Psychological Science (APS), menyebut pelukan dapat secara efektif menyampaikan dukungan sosial pada seseorang. Namun lebih dari apa yang dikatakan Cohen, jika pelukan dilakukan oleh dua orang dengan pendukung fanatik yang berjumlah jutaan, tentu pelukan ini memberikan dukungan sosial bagi banyak fihak, berupa kenyamanan, ketenangan dan rasa mendapatkan perhatian. Saat pelukan terjadi, disertai dengan perilaku hangat akan menimbulkan efek penyembuhan tertentu bagi individu, yang tercermin dalam perubahan emosional, fisiologis, dan biokimia dalam tubuh.
Pelukan juga dapat membangkitkan stimulasi tertentu dalam otak. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa memeluk bukan hanya bagian dari perilaku sosial semata yang tak bermakna, tetapi juga memiliki makna dimana empati dan rasa syukur muncul dihadapan publik. Bahkan memeluk penting dilakukan kepada anak-anak kecil hingga dewasa karena memiliki dampak psikologis bagi manusia. Pelukan memberikan efek psikologis terutama sebentuk pengalaman emosional yang positif. Selain pelukan, sentuhan tubuh seperti berpegangan tangan, juga menimbulkan efek psikologis yang positif. Durasi waktu dalam berpelukan, gaya sentuhan tubuh, tekanan tubuh, dan gerak lengan dan tangan mengungkapkan lekatnya hubungan antar individu dengan individu yang lain. Semakin intens kegiatan salaman dan pelukan ini dilakukan, maka semakin terbangun kondisi kejiawaan yang sehat sekaligus hubungan sosial yang positif.
Pelukan dan salaman juga bermakna doa untuk kebaikan seseorang, atau setidaknya, persepsi positif bagi orang lain. Suatu tanda atau sinyal keramahan atau ketiadaan permusuhan ”. Pelukan dan salaman dalam banyak tradisi juga merupakan suatu ekspresi kebahagiaan dalam pertemuan dua orang. Memeluk dan bersalaman sering terjadi ketika orang akan berpisah atau ketika menerima penghargaan, dan seringkali mewakili suatu gerakan simbolik. Gerakan simbolik yang bermakna pelepasan emosi negatif secara bersama-sama dan melahirkan emosi positif yang saling bersamaan.
Salaman dan pelukan yang disertai pernyataan meminta maaf dan pemberian maaf secara tulus, sesungguhnya adalah fondasi dasar dari rekonsiliasi sosial yang lebih luas dalam kehidupan berbangsa. Tradisi Syawalan sebagai salah satu contoh, telah memberikan kesempatan bagi kita untuk menyemai semangat membangun sikap empatik sekaligus pemaaf bagi seluruh warga bangsa. Pelukan dan salaman adalah kunci simbolik dari upaya melakukan perbaikan atas hubungan sosial yang ternoda oleh maraknya fitnah dan propaganda yang menjadi menu utama dalam beberapa tahun terakhir. Berbagai konflik antar pribadi dan antar kelompok, pada akhirnya dapat diselesaikan dengan baik dengan ditandai dengan salaman dan pelukan.
Oleh karena itu, sebagaimana Teletubbies, mari kita rayakan ritus pemberian maaf dengan ketulusan sekaligus keragaman kita dengan saling ‘bersalaman’ dan ‘berpelukan’.
*Murdianto An Nawie, Dosen Program Pascasarjana INSURI Ponorogo, Anggota Tim Litbang PW ISNU Jawa Timur