Saat Maksiat Jadi Cabang Olahraga

Di sini, apapun jenis maksiatnya digeberek massa, diobok-obok Satpol PP, dibakar massa. Tapi, di sana maksiat malah dijadikan cabang olahraga. Semua menjadi aman. Ada pemain, penonton, sponsor, dan masuk devisa negara.
Wah, pagi-pagi sudah ngomongkan maksiat. Di sana tu di mana, Bang? Itulah ente sibuk ibadah, lupa perihal dunia. Di sana itu, negara Swedia, Eropa. Negara maju dan kaya. Di kota Gothernburg Swedia pada 8 Juni ini akan digelar European Sex Championship atau Kejuaraan Sex Eropa. Digelar selama enam minggu dengan peserta se-Eropa. Inilah kejuaraan sex pertama di dunia. Wong edan ni Benua Biru.
Wow...
Kalau sex dijadikan kejuaraan berarti ada cabang-cabangnya, Bang? Ente benar. Di kejuaraan itu akan dilombakan cabang sex diantaranya rayuan, seks oral, penetrasi, daya tahan, pijat tubuh, pemanasan, menjelajahi zona erotis, dan banyak lagi. Lho yang jago rayuan gombal, boleh daftar ke sana, hehehe.
Benar-benar edan Swedia ini ya, Bang. Mungkin dunia mau kiamat kali ya? Umumnya negara Eropa demikian. Aktivitas sex sudah biasa di sana. Rata-rata legal. Maklum saja, rata-rata orang Eropa tidak lagi mengenal norma agama. Sebab, mereka kalau tak atheis, ya agnostik. Percaya agama, tapi tak percaya Tuhan. Mereka liberal, sangat menjunjung tinggi kebebasan. Lihat perilaku mereka di Bali, suka-suka dia. Begitulah umumnya tabiat orang Eropa.
Dalam pandangan orang Timur macam kita ini, sex itu tabu, private. Tak boleh dibicarakan sembarangan. Tak boleh diciuman di area publik, bercumbu mesra di tempat ramai, apalagi gituan tanpa penghalang, pasti diangkut massa, dinikahkan paksa oleh Hansip. Pornografi sangat terlarang di negeri ini. Walaupun terlarang, namun peredaran video porno sangat marak. Bisa ditonton segala umur, karena akses video porno sangat mudah. Kemenkominfo boleh blokir, tapi sejuta cara warga bisa mengakses video porno. "Apa salahnya nonton video porno!" Ungkapan itu sangat terkenal. Tahu kan..? he. Padahal, sama-sama suka, ayo ngaku hahaha...
Di kita sangat terlarang aktivitas sex. Tapi, selalu ramai dengan berita penggerebekan Satpol PP di rumah kos. Banyak ditemukan pasangan tanpa nikah. Yang terbaru, ada Wakil Bupati digeberek dengan pegawainya lagi gituan. Belum lagi soal ada pengasuh Ponpes menggarap santriwatinya. Ada pendeta menghamili jemaatnya. Selalu ada berita soal gituan di negeri yang melarang sex vulgar, negeri yang menjunjung tinggi adat ketimuran.
Kembali soal European Sex Championship di Swedia. Ini menjadi yang pertama. Kalau ada pertama, nanti pasti ada keduanya. Tahun ini di Swedia, tahun berikutnya entah di mana lagi. Pastinya, kejuaraan sex ini terus berkembang. Bisa mempengaruhi negara yang menjunjung adat dan norma agama seperti negeri kita. Bagi Swedia, sex adalah olahraga, bisnis, dan bisa menjadi sumber devisa negara. Di sini, sex vulgar adalah maksiat harus dibasmi. Bila perlu dihapuskan, walau kenyataannya tak bisa.
Apa yang mesti dilakukan? Ada seribu jawaban menjawab soal ini. Anda pun pasti tahu jawabannya. Saya tak bisa menjawabnya secara detail. Yang ingin disampaikan, dunia semakin berkembang. Hal yang tabu, menjadi hal biasa. Siapkan mental untuk menghadapinya. Bila kuat, tidak terbawa arus. Bila tak kuat, hanyut.
* Rosadi Jamani, Peneliti UNU Pontianak, Ketua Satupena Kalimantan Barat, dan Ketua Youtuber Kalbar Club (YKC)
Sumber Foto: Tangkapan layar https://www.dw.com/en/fact-check-no-sweden-is-not-holding-a-sex-championship/a-65841986