Ketua PWNU: Tangkal Radikalisme, Pengurus NU Harus Kompak Besarkan INSURI

20 Februari 2020 07:28
Ketua PWNU: Tangkal Radikalisme, Pengurus NU Harus Kompak Besarkan INSURI
Oleh Humas INSURI Po

Ponorogo (20/2) Dalam rangka menyambut perkuliahan semester genap 2019-2020, INSURI Ponorogo gelar seminar nasional dengan tema "Peluang dan Tantangan PTNU dalam Mencegah Tumbuhnya Radikalisme di Indonesia". Tema ini diangkat karena kembali maraknya radikalisme di Indonesia yang merupakan suatu ideologi, gagasan atau paham dengan cara ingin melakukan perubahan pada sistem sosial dan politik dengan menggunakan cara-cara kekerasan/ ekstrim. Kelompok radikal umumnya menginginkan perubahan tersebut dalam tempo singkat dan secara drastis serta bertentangan dengan sistem sosial yang berlaku. Sebagai upaya preventif guna menanggulangi perilaku ini, maka INSURI Ponorogo menyelenggarakan seminar yang menghadirkan Ketua PWNU Jawa Timur, KH. Marzuki Mustamar.

Diselenggarakan di gedung D INSURI, seminar ini dihadiri oleh civitas akademika INSURI dan Akafarma, Pengurus Cabang, MWC, sampai ranting NU se-Ponorogo, kegiatan ini dibuka oleh Rektor Dr. H. Marwan Salahuddin, M.Ag dan dimoderatori oleh Dosen Fak Dakwah Arik Dwijayanto, M.A.

Menyikapi sikap radikalisme, kiai yang sekaligus menjadi dosen UIN Maliki Malang ini mengawali ceramahnya dengan bahasa lugas, "Wahabi lan radikalisme niku kurang ajar, ngrusaki negoro, ngrusaki moral. Wahabi niku wani mencurangi agomo, seng gak ono diomong ono. Wahabi niku didukung Inggris lan Prancis nate ndirikake kerajaan Saudi. Makam wali digusur, buku-buku ulama dibakar, lan akeh ulama seng dibunuh (Wahabi dan radikalisme itu durhaka, merusak negara dan moral. Wahabi berani mencurangi agama, yang ada diutarakan tidak ada. Wahabi didukung oleh Inggris dan Prancis untuk mendirikan kerajaan Saudi. Makam para wali digusur, buku-buku ulama dibakar, dan banyak ulama yang dibunuh)".

Fenomena maraknya bibit radikalisme tersebut, menurut Kiai Marzuki, tak lepas dari makin banyaknya model pendidikan yang tidak mengajarkan nasionalisme dan ajaran agama yang baik. 

"Umpama panjenengan mboten kepengen tahun 2030, tahun 2050, Indonesia bubar gara-gara radikalisme, pengurus NU harus kompak. Yang ada di INSURI sungguh-sungguh mengelola kampusnya, dan pengurus NU, mulai dari Cabang, MWC, hingga Ranting juga harus mendukung," tegas beliau, "salah satunya, dengan mengirim kader-kader terbaik, generasi muda, untuk kuliah di INSURI."

Beliau juga menutup ceramahnya dengan afirmasi pada audien, "Niki kulo tantang, bapak-bapak pengurus NU sedaya, tahun ini mahasiswa baru INSURI Ponorogo harus bisa sejumlah lima ratus mahasiswa nggeh, siap mboten?". Audien pun mengamini tantangan yang bermakna perintah dari Ketua PWNU tersebut.